Buah Plum / Prem

Prem (bahasa Inggris:plum) merupakan bagian dari genus Prunus dan buah Persik berkasiat membunuh sel kangker payudara

Buah Nam nam

Nam nam adalah sejenis pohon buah dari suku polong-polongan (Leguminosae alias Fabaceae)dan rasa buahnya masam.

Burung Merak

Merak adalah spesies burung dalam genus Pavo dari familia ayam hutan (pheasant), Phasianidae. Burung jantannya memiliki bulu ekor yang indah yang dapat dikembangkan untuk menarik perhatian merak betina.

Platypus

Platipus adalah hewan semi-akuatik yang banyak ditemui di bagian timur benua Australia. Walaupun Platipus bertelur tapi ia tergolong ke dalam kelas Mammalia karena ia menyusui anaknya.

Buah Kepel ( Burahol )

Tumbuhan kepel atau burahol (Stelechocarpus burahol) adalah pohon penghasil buah hidangan meja yang menjadi identitas flora Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tom Cat

Tomcat atau rove beetle serangga berwarna merah hitam yang hidup di persawahan. Serangga ini paling banyak ditemui pada saat malam hari dan paling senang berkumpul di sekitar lampu yang sedang nyala.

Kloroplas Kunci Rahasia Fotosintesis

Kloroplas adalah bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.

Kantong Semar (Nepenthes)

Kantong semar adalah tanaman karnivora yang hidup di daerah yang minim unsur nitrat dan fosfat dan menpunyai alat perangkap berupa kantung atau periuk.

Opium, Bunga Cantik yang Mematikan

Papaver somniferum ( Apiun ) adalah tumbuhan liar musiman yang umumnya dikenal dengan nama Opium atau Poppy.

Burung Beo Nias (Burung yang dilindungi)

Beo nias merupakan burung yang hanya terdapat (endemik) di pulau Nias, Sumatera Utara dan banyak diminati oleh para penggemar burung lantaran kepandaiannya dalam menirukan berbagai macam suara termasuk ucapan manusia.

Harimau Sumatera

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) hanya ditemukan di Pulau Sumatra di Indonesia, merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini.

Echidna / Ekidna (Sipemakan cacing dan semut)

Ada beberapa jenis echidna yang ditandai dengan ciri-ciri panjang moncongnya yaitu echidna monjong pendek, echidna moncong panjang barat, echidna moncong panjang timur dan echidna moncong panjang sir david.

Tomcat serangga yang beracun melebihi racun ular Cobra


Tomcat / Rove beetle
Tomcat atau rove beetle serangga berwarna merah hitam yang hidup di persawahan. Serangga yang bernama tomcat ini paling banyak ditemui pada saat malam hari dan paling senang berkumpul di sekitar lampu yang sedang nyala. Sebab, serangga ini hanya aktif dikala gelap.

Serangga ini tidak menggigit tapi tubuhnya mengandung asam dan beracun. Racun yang dikandung Tomcat, 12 kali lebih beracun dari ular kobra. Racun ini adalah ‘pederin’ (C24 H43 O9 N). Pederin menyebabkan peradangan parah atau dermatitis pada kulit. Yang perlu diwaspadai bukan hanya racun yang keluar saat menggigit, tapi juga gesekan sayap yang memperparah rasa gatal. Gejalanya kulit seperti melepuh, merah, bengkak dan gatal. Jika korban yang terkena racun pederin hingga lukanya bernanah dan bengkak, disarankan pergi ke dokter. Jika tomcat hinggap dikulit, maka jangan dipukul atau diremas cukup ditiup.

Kumbang Tomcat itu sangat resistan. Tak mati meski disemprot cairan pembunuh serangga berkali-kali. Tomcat memiliki senjata untuk melumpuhkan lawan dengan menggeluarkan kelenjar toksin yang berada di belakang tubuhnya, berupa cairan.

Tips menghadapi Tomcat :

1.        Biasakan menutup pintu dan jendela rumah pada malam hari.
2.        Gunakan kelambu saat tidur untuk mengurangi risiko serangan Tomcat.
3.        Hindari kontak langsung dengan jenis serangga Tomcat tersebut.
4.        Tidak  perlu panik jika terlanjur terkena gigitan, cukup mencuci bagian permukaan kulit dengan air sabun, lalu oleskan salep untuk menghilangkan gatal atau alergi. Jangan garuk untuk menghindari infeksi.
5.        Jika kulit sudah terlanjur terinfeksi racun tomcat segera bawa ke dokter.

Plum dan Persik (berkasiat bunuh sel kangker payudara)

Buah plum / prem
Prem (bahasa Inggris:plum) bisa merujuk pada pohon dan buah yang memiliki nama yang sama. Prem merupakan bagian dari genus Prunus, subgenus Prunus. Subgenus ini dibedakan dengan subgenera yang lain ( didalamnya termasuk persik, ceri, dan yang lainnya ) karena memiliki kuntum terminal dan kuntum-kuntum sampingannya berdiri sendiri, tidak terkumpul dalam satu bagian, bebungaannya berkelompok 1 - 5 bersama-sama dalam satu cabang pendek.


Klasifikasi ilmiah

  1. Kerajaan: Plantae
  2. Divisi: Magnoliophyta
  3. Kelas: Magnoliopsida
  4. Ordo: Rosales
  5. Famili: Rosaceae
  6. Upafamili: Maloideae or Spiraeoideae 
  7. Genus: Prunus
  8. Upagenus: Prunus
  9. Species :

Subgenus ini terdiri atas 3 bagian:

    * Bagian Prunus (Prem Dunia Lama).
          o P. cerasifera (prem ceri)
          o Prunus cocomilia
          o Prunus consociiflora"
          o P. domestica (paling umum dijual)
          o P. salicina (prem Jepang)
          o P. simonii
          o P. spinosa
    * Bagian Prunocerasus (Prem Dunia Baru).
          o P. alleghaniensis
          o P. americana
          o P. angustifolia
          o P. hortulana
          o P. maritima (prem pantai)
          o P. mexicana
          o P. nigra
          o P. orthosepala
          o P. subcordata (prem Sierra, Klamath, atau Oregon)
    * Bagian Armeniaca (Aprikot).
          o P. armeniaca (aprikot)
          o P. brigantina
          o P. mume (ume)
          o P. sibirica



Persik
Persik (Prunus persica) adalah tanaman tanaman berbuah dari famili Rosaceae. Buah ini disebut juga sebagai buah momo di dalam Bahasa Jepang. Buah persik memiliki daging berwarna kuning dengan aroma harum dan memiliki satu biji yang keras.





Klasifikasi ilmiah
  1. Kerajaan : Plantae
  2. Divisi : Magnoliophyta
  3. Kelas : Magnoliopsida
  4. Ordo : Rosales
  5. Famili  : Rosaceae
  6. Genus: Prunus
  7. Upagenus : Amygdalus
  8. Spesies : P. persica
  9. Nama binomial : Prunus persica

Manfaat Buah Plum

Buah ini kaya akan phytonutriens, yang berfungsi sebagai anti oksidan dan berlimpah Vit C. Dalam bentuk betacaroten Prem merupakan sumber Vit. A, B12, serat dan potassium.
Plum yang sering disebut stone fruit (buah berbiji keras)memiliki daging buah yang tebal, rasanya manis, dan mengandung banyak air.

Plum yang ada di Indonesia tergolong jenis plum asia barat dengan warna hijau kekuningan, rasanya asam manis dan banyak air berbeda dengan plum eropa yang berwarna merah keunguan, rasanya manis tetapi mengandung sedikit air.
Didalam buah plum terkandung phytochemical atau ferulic acid, yang dapat membantu mengurangi resiko terkena kanker usus. Plum juga mengandung diphenylisation yang dapat digunakan sebagai obat pencuci perut (pencahar) dan dapat mengatasi sembelit.
Selain itu, didalam plum juga mengandung hydroxycinnamate, sejenis antioksidan yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan melindungi tubuh dari serangan jantung. Buah plum juga mengandung borron, sejenis mineral yang membantu tubuh menyerap kalsium, sehingga mengkonsumsi 10 – 12 buah plum yang dikeringkan per hari dapat membantu mencegah kehilangan massa tulang dan mengurangi resiko ostheoporosis.

Dari penelitian terbaru dinyatakan bahwa plum dapat mengatasi kanker payudara dan kanker usus besar. karena plum mengandung fitonutrien unik atau zat antikanker, yaitu asam neochlorogenic dan klorogenat, zat ini dapat membunuh sel kanker yang ganas.

Begitu banyak manfaat buah plum, vitamin C yang terkandung didalamnya dapat mencegah penyakit flu dan pilek, menetralisir radikal bebas, mencegah penyakit rhematoid arthritis, kanker usus, dan asma.

Buah plum ini selain bisa dimakan segar atau buat campuran koktail bisa juga di buat sambal.
Selain memliki rasa yang manis, ternyata Buah Plum ini juga mempunyai banyak manfaat yang sangat menguntungkan bagi tubuh kita. Harga dipasaran masih terlalu mahal mencapai Rp 30.000,00 per dua buah.

Ekstra Persik dan Plum Bunuh Sel Kanker Payudara

Kanker payudara termasuk salah satu penyakit kanker yang paling ditakuti kaum perempuan. Sebabnya dia menempati urutan kedua penyebab kematian perempuan akibat kanker. Tapi kini ada harapan baru dari temuan Texas AgriLife Research, Amerikan Serikat. Sel kanker payudara bahkan dari jenis yang paling agresif sekalipun mati setelah diobati dengan ekstrak buah persik dan plum. Kabar baiknya, senyawa pada ekstrak tersebut tidak membunuh sel-sel yang normal. Hasil penelitian tersebut pun telah diterbitkan di Journal of Agriculture and Food Chemistry.

Para ilmuwan peneliti AgriLife mengatakan dua senyawa fenolik, chlorogenic dan neochlorogenic-lah yang telah berperan mematikan sel kanker tersebut. Dua fenol adalah senyawa organik yang berada pada buah-buahan. Mereka sedikit asam dan berhubungan dengan ciri-ciri seperti bau, rasa dan warna.

Adalah Dr. David Byrne, pembudidaya tanaman AgriLife research dan rekannya dan Dr Luis Cisneros-Zevallos, yang melakukan studi tersebut. Awalnya, kedua ilmuwan mempelajari antioksidan dan fitonutrien dalam plum, dan mendapati plum dan persik tersebut cocok malah melebihi blueberry yang dianggap mengungguli buah-buahan lain dalam kategori tersebut.

Cisneros-Zevallos mengaku pihaknya sengaja memilih kanker payudara sebagai sasaran karena ia merupakan salah satu kanker dengan insiden tertinggi di antara perempuan. "Jadi ini sangat-sangat menarik dari sudut pandang sebagai sebuah alternatif bagi kemoterapi yang tipikal membunuh sel-sel normal bersama dengan kanker," ujar Byrne.

Upaya mendokumentasikan manfaat kesehatan dari buah batu didukung oleh Vegetable and Fruit Improvement Center at Texas A&M University, U.S. Department of Agriculture dan California Tree Fruit Agreement. Dan Cisneros-Zevallos mengaku pihaknya akan terus menguji ekstrak dan senyawa di berbagai jenis kanker dan melakukan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme molekuler yang terlibat.

Echidna / Ekidna ( Sipemakan cacing dan semut )

Ada beberapa jenis echidna yang ditandai dengan ciri-ciri panjang moncongnya yaitu echidna monjong pendek, echidna moncong panjang barat, echidna moncong panjang timur dan echidna moncong panjang sir david. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis echidna :



 A. Echidna moncong pendek

Echidna moncong pendek
Echidna moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), juga dikenal sebagai spiny anteater (pemakan semut berduri) karena makanannya yaitu semut dan rayap, adalah satu dari empat spesies ekidna yang masih hidup dan satu-satunya anggota dari genus Tachyglossus. Tubuh Echidna moncong pendek tertutup bulu dan duri serta memiliki moncong yang unik dan lidah khusus sehingga bisa menangkap mangsa dengan cepat. Seperti monotremata lainnya yang masih hidup, Ekidna moncong pendek bertelur; monotremata adalah satu-satunya kelompok mammalia yang dapat melakukannya.

Spesies ini ditemukan di setiap bagian Australia, di mana ia merupakan hewan asli yang paling tersebar, dan di daerah pantai serta wilayah dataran tinggi barat daya Papua, di mana ia dikenal sebagai Mungwe dalam bahasa Daribi dan Chimbu. Hewan ini tidak terancam kepunahan, tapi aktivitas manusia seperti perburuan, perusakan habitat, dan pengenalan spesies predator asing serta parasit telah mengurangi distribusi Ekidna moncong pendek di Australia.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Upakelas : Prototheria
Ordo : Monotremata
Famili : Tachyglossidae
Genus : Tachyglossus
Spesies: T. aculeatus
Nama binomial : Tachyglossus aculeatus

Taksonomi

Ekidna moncong pendek pertama kali dideskripsikan oleh George Shaw pada tahun 1792. Dia menamai spesies ini Myrmecophaga aculeata, sebab ia mengira spesies ini mempunyai relasi dengan pemakan semut Amerika Selatan. Sejak Shaw pertama kali mendeskripsikan spesies ini, namanya telah mengalami empat revisi dari M. aculeata hingga Ornithorhynchus hystrix, Echidna hystrix, Echidna aculeata dan akhirnya Tachyglossus aculeatus. Nama Tachyglossus berarti lidah cepat, nama ini didasarkan atas kecepatan Ekidna dalam menggunakan lidahnya untuk menangkap semut dan rayap. Sedangkan aculeatus berarti berduri atau dilengkapi dengan duri.

Ekidna moncong pendek adalah satu-satunya anggota dari genusnya, bersama dengan genus Zaglossus berada dalam satu famili yang sama Tachyglossidae. Genus Zaglossus yang terdapat di Papua terdiri atas Ekidna moncong panjang barat, Ekidna moncong panjang Sir David dan Ekidna moncong panjang timur, yang kesemuanya lebih besar dari T. aculeatus. Makanan mereka juga terdiri atas cacing tanah dan larva, tidak sama dengan T. aculeatus yang memakan semut dan rayap. Spesies dari Tachyglossidae adalah mammalia bertelur, bersama dengan famili Ornithorhynchidae, mereka adalah satu-satunya monotremata yang masih hidup di dunia.

Ada empat 5 subspesies dari Ekidna moncong pendek, setiap subspesies ditemui di lokasi geografi yang berbeda. Subspesies itu juga bervariasi satu dengan yang lainnya seperti ketebalan rambutnya, panjang dan lebar duri, dan ukuran kuku pada kaki belakang.

* T. a. multiaculeatus ditemukan di Pulau Kanguru;
* T. a. setosus ditemukan di Tasmania dan beberapa pulau di Selat Bass;
* T. a. acanthion ditemukan di Teritorial Utara Australia dan Australia Barat;
* T. a. aculeatus ditemukan di Queensland, New South Wales, Australia Selatan dan Victoria;
* T. a. lawesii ditemukan di wilayah pantai dan dataran tinggi New Guinea, dan kemungkinan di hutan hujan tropis di Queensland bagian utara.

B. Ekidna moncong panjang

Ekidna moncong panjang adalah salah satu dari dua genera (genus Zaglossus) ekidna, monotremata berduri yang tinggal di Pulau Irian. Ada tiga spesies yang masih hidup dan dua spesies sudah punah.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Monotremata
Famili: Tachyglossidae
Genus: Zaglossus
Tipe spesies : Tachyglossus bruijni
Spesies :
  • Zaglossus attenboroughi
  • Zaglossus bartoni
  • Zaglossus bruijni
  • Zaglossus hacketti (punah)
  • Zaglossus robustus (punah)

Zaglossus attenboroughi
* Habitat: wilayah Papua pada elevasi yang lebih tinggi daripada hutan dataran tinggi.
* Era: sekarang
* Status: terancam punah


Zaglossus bartoni
* Habitat: wilayah pegunungan tinggi (cordillera) di antara Danau Paniai dan Pegunungan Nanneau, juga Huon Peninsula.
* Era: sekarang
* Status: terancam punah
Zaglossus bruijni
* Habitat: hutan tanah tinggi di Papua
* Era: sekarang
* Status: terancam punah

Zaglossus hacketti
* Habitat: Australia Barat
* Era: Upper Pleistocene
* Status: fosil
* Catatan: Spesies ini hanya dikenal melalui beberapa tulang. Untuk ukuran echidna, spesies ini sungguh besar tapi umum untuk ukuran monotremata.

Zaglossus robustus
* Habitat: Tasmania
* Era: Pleistocene
* Status: fosil.
* Catatan: Spesies ini hanya dikenal melalui sebuah fosil tengkorak sepanjang 65 cm.


C. Ekidna moncong panjang barat
Echidna moncong panjang Barat
Ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijni) adalah satu dari empat ekidna yang masih hidup dan satu dari tiga spesies Zaglossus yang terdapat di Papua. Fosil dari spesies ini juga ditemukan di Australia.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Monotremata
Famili: Tachyglossidae
Genus: Zaglossus
Spesies: Z. bruijni
Nama binomial : Zaglossus bruijni

Ekidna moncong panjang barat sekarang ini terdapat di Papaua, pada wilayah dengan ketinggian di atas 1300 meter sampai dengan 4000 meter, dan tidak terdapat di dataran rendah bagian selatan dan pantai utara. Habitatnya adalah padang rumput alpin dan hutan yang lembab. Tidak seperti Ekidna moncong pendek yang memakan semut dan rayap, spesies moncong panjang memakan cacing tanah. Ekidna moncong panjang juga berukuran lebih besar daripada Ekidna moncong pendek. Beratnya mencapai 16,5 kilogram, moncongnya lebih panjang dan bengkok ke bawah. Durinya hampir tidak bisa dibedakan dari bulunya yang panjang. Ekidna moncong panjang barat dibedakan dari spesies Zaglossus lainnya dengan jumlah kukunya pada kaki depan dan belakang, ia memiliki tiga (sangat langka empat) kuku.

Spesies ini masuk daftar spesies terancam punah oleh IUCN, jumlah spesies ini telah berkurang karena habitatnya telah berkurang akibat aktivitas manusia dan perburuan. Ekidna moncong panjang enak dimakan, dan walaupun perburuan spesies ini telah dilarang oleh pemerintah Indonesia dan Papua Nugini, perburuan tradisional masih diperbolehkan.

Platipus dan ekidna adalah satu-satunya spesies mammalia yang diketahui bertelur.

D. Ekidna moncong panjang timur 
Echidna moncong panjang Timur

Ekidna mocong panjang timur (Zaglossus bartoni), juga dikenal sebagai Ekidna moncong panjang Barton, adalah satu dari tiga spesies dari genus Zaglossus yang terdapat di Papua. Spesies ini ditemukan terutama di Papua Nugini pada ketinggian antara 2000 dan 3000 meter.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Monotremata
Famili: Tachyglossidae
Genus: Zaglossus
Spesies: Z. bartoni
Nama binomial : Zaglossus bartoni

Spesies ini dapat dibedakan dari anggota genus Zaglossus lainnya dari jumlah kuku di kaki depan dan belakang. Ekidna moncong panjang timur memiliki lima kuku pada kaki depannya dan empat pada kaki belakangnya. Spesies ini memiliki bulu yang pendek dan tebal. Ada empat subspesies yang dikenali:

* Z. bartoni bartoni
* Z. bartoni clunius
* Z. bartoni smeenki
* Z. bartoni diamondi

Populasi dari setiap subspesies secara geografi terisolasi dan dapat dibedakan satu dengan lainnya dari besar tubuhnya.

E. Ekidna moncong panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David (Zaglossus attenboroughi), juga dikenal sebagai Ekidna moncong panjang Cyclops, adalah satu dari tiga spesies genus Zaglossus yang terdapat di Papua. Namanya diambil sebagai rasa hormat terhadap Sir David Attenborough. Spesies ini tinggal di pegunungan Cyclops di Papua.

Ia adalah anggota terkecil dari genusnya, ukurannya lebih mendekati Ekidna moncong pendek daripada anggota genusnya. Ia memiliki lima kuku pada kaki depan dan belakangnya. Ia juga memiliki bulu pendek yang lebat.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Monotremata
Famili: Tachyglossidae
Genus: Zaglossus
Spesies: Z. attenboroughi
Nama binomial : Zaglossus attenboroughi

Platypus ( Binatang yang bertelur yang menyusui anaknya )

Platypus
Platipus adalah hewan semi-akuatik yang banyak ditemui di bagian timur benua Australia. Walaupun Platipus bertelur tapi ia tergolong ke dalam kelas Mammalia karena ia menyusui anaknya. Platipus juga sering dikenal dengan nama duck-billed Platypus atau Platypus berparuh bebek disebabkan bentuk paruhnya yang menyerupai bebek.


Platipus termasuk binatang yang aneh dari kerajaan Animalia. Binatang ini Mammalia tapi bertelur (mayoritas Mammalia beranak seperti anjing, kucing, beruang, dan sebagainya). Platipus memiliki paruh yang seperti bebek dan kaki berselaput. Seperti halnya kangguru dan koala, platipus menjadi simbol fauna Australia dan dapat ditemui di koin 20 sen Australia.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Monotremata
Famili: Ornithorhynchidae
Genus: Ornithorhynchus
Spesies: O. anatinus
Nama binomial : Ornithorhynchus anatinus


Fisiologi

Temperatur tubuh platipus kira-kira 32oC. Temperatur ini lebih rendah dari kebanyakan Mammalia (sekitar 38oC). Tubuh platipus ditutupi bulu berwarna coklat yang menjaga agar tubuhnya tetap hangat. Kaki platipus berselaput seperti bebek. Platipus juga memiliki paruh seperti bebek. Paruh ini digunakan sebagai organ sensor.
Platypus menyelam dalam air
Platypus menyelam dalam air









Berat platipus berkisar antara di bawah 1 kg sampai dengan lebih dari 2 kg. Panjang tubuhnya sekitar 30-40 cm dan panjang ekornya sekitar 10-15 cm (jantan) dan 8-13 cm (betina). Platipus jantan lebih besar hingga 3x betinanya.

Platipus juga adalah hewan berbisa. Bisa ini digunakan dalam pertarungan perebutan wilayah atau pertempuran antar teman.

Ekologi dan tabiat

Platipus adalah hewan malam dan semi-akuatik. Platipus adalah perenang yang baik dan menghabiskan banyak waktunya di dalam air untuk mencari makanan. Ketika berenang, platipus menutup matanya rapat-rapat dan menyerahkan sisanya kepada indra lainnya. Keempat kaki platipus berselaput. Ketika ia berenang, ia mengayuh dengan menggunakan kedua kaki depannya. Dan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya digunakan ekornya dan kedua kaki belakangnya. Platipus memakan cacing, larva serangga, dan yabbie yang digalinya atau ia tangkap pada saat berenang.

Platypus berenang
Platypus berenang









Reproduksi

Platipus menelurkan telur yang mirip dengan telur reptil, dan sedikit lebih bundar daripada telur burung. Platipus betina biasanya menelurkan dua telur pada saat yang bersamaan. Walaupun kadang-kadang memungkinkan platipus betina menelurkan satu atau tiga telur. Periode inkubasi-nya terbagi menjadi tiga bagian.
  • Tahap pertama : embrio tidak memiliki satupun organ fungsional dan bergantung pada kantung merah telur untuk bernafas.
  • Tahap kedua : jari-jari kaki mulai muncul.
  • Tahap ketiga : gigi muncul.

Telur menetas seusai periode inkubasi yang berlangsung sekitar 10 hari. Setelah telur menetas, keluarlah bayi platipus tidak berambut yang langsung melekat pada induknya. Sang induk kemudian akan menyusui anaknya yang buta dan peka. Bayi platipus akan meninggalkan sarangnya setelah berusia 17 minggu (kurang lebih 4 bulan lewat).

Organ reproduksi platipus mirip dengan burung (aves). Platipus betina memiliki sebuah ovarium yang terdiri dari ovarium kanan dan ovarium kiri dimana ovarium kanan tidak tumbuh sempurna (sama dengan burung).

Buah Nam nam ( Kopi Anjing )

Buah Nam nam
Namnam atau anjing-anjing atau Sawo Pancukan adalah nama sejenis pohon buah dari suku polong-polongan (Leguminosae alias Fabaceae). Pohon berbuah masam ini dikenal pula dengan beberapa nama lain seperti namu-namu (Man.), namo-namo (Ternate), namet (Hal.), namute, lamute, lamuta, klamute (beberapa bahasa di Maluku tengah). Juga puki anjing (Mal.), pukih (Sd.), kopi anjing (Sd., Jw.), puci anggi (Bima), puti anjeng (Mak).


Nama ilmiahnya adalah Cynometra cauliflora, merujuk pada bunga dan buahnya yang muncul di batang (cauliflory).

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Caesalpinioideae
Bangsa: Detarieae
Genus: Cynometra L.
Spesies: C. cauliflora

Pemerian botanis

Perdu atau pohon kecil, tinggi antara 3-15 m. Batang berbonggol-bonggol, dengan kulit batang yang halus berbintil, kecoklatan atau abu-abu. Bertajuk agak rapat, dengan ranting yang berkelak-kelok zigzag.

Daun majemuk dengan sepasang anak daun, bertangkai 2-8 mm. Anak daun lonjong sampai bundar telur miring tidak simetris, 5,5-16,5 x 1,5-5,5 cm, hampir tak bertangkai, seperti jangat, menggantung, hijau tua berkilap. Daun muda berwarna putih atau merah jambu terang, menggantung lemas serupa saputangan.

Karangan bunga berupa tandan kecil dengan deretan daun pelindung, 4-5 tandan berjejal pada tonjolan-tonjolan yang muncul di batang, hingga dekat ke tanah. Bunga kecil-kecil; kelopaknya berwarna merah jambu pucat atau putih, berbagi dalam menjadi 4, panjang taju kelopak 2-4 mm; mahkota bentuk lanset, putih, 5 helai, panjang 3-4 mm. Benang sari lepas-lepas, 8-10 helai; tangkai putik lk. 5-6 mm.

Buah polong berdaging tebal, berbentuk ginjal keriput berujung meruncing, 3-9 x 2-6 x 1-4 cm, bergantungan di batang, coklat bersisik ketika muda dan kehijauan atau kekuningan apabila masak, masam sampai masam manis. Berbiji sebutir, berbentuk ginjal pipih, 3-6 x 2-4 cm.

Kegunaan

Pohon namnam ditanam orang sebagai tanaman penghias halaman atau untuk diambil buahnya. Buah yang masak berasa asam manis segar, dimakan langsung atau sebagai bahan rujak, asinan, dan manisan. Dapat pula dijadikan campuran sambal.

Kayunya padat dan berwarna pucat, akan tetapi tak banyak gunanya. Kayu yang keras pada bagian tertentu ini kerap dibuat menjadi gasing.

Asal-usul dan penyebaran

Asal-usulnya tak begitu jelas, namun diperkirakan dari wilayah Malesia timur. Namnam diketahui dipelihara orang di India, Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara.